kerja-sama-pemerintah-kabupaten-serang-dan-universitas-padjadjaran-dalam-resiliensi-budidaya-rumput-laut

Administrator

Kerja Sama Pemerintah Kabupaten Serang dan Universitas Padjadjaran dalam Resiliensi Budidaya Rumput Laut

Seperti kita ketahui, Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan di Kabupaten Serang terkena dampak dari kejadian tumpahan minyak Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ) Sumur Minyak YYA-1 Karawang yang terjadi pada tahun 2019. Sebanyak 2218 Orang pelaku usaha perikanan terkena dampak akibat kejadian tersebut.

Dalam rangka menanggulangi kerugian, PT. Pertamina memberikan kompensasi pada para pelaku usaha perikanan yang terkena dampak.  Sebagian besar telah menerima kompensasi berupa uang yang disalurkan langsung pada rekening pelaku usaha melalui Bank Mandiri, BRI dan BNI.   

Upaya lain perlu dilakukan agar revitalisasi ekonomi tercapai, khususnya pada area terdampak dan pesisir Kabupaten Serang secara umum, salah satunya dengan melakukan resiliensi pada kegiatan budidaya rumput laut.


Resiliensi adalah kemampuan seseorang dalam mengatasi, melalui, dan kembali kepada kondisi semula setelah mengalami kejadian yang menekan (Reivich & Shatte, 2002). Resiliensi berasal dari bahasa latin "re-silere" yang memiliki makna bangkit kembali (Connor & Davidson, 2003) .

Universitas Padjadjaran (Unpad) mengirim Tim untuk melakukan penelitian mengenai Resiliensi Budidaya Rumput Laut Pasca Kejadian Tumpahan Minyak. Tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa yang berasal dari Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut menjadikan hal tersebut sebagai Model Problem Base Learning Kurikulum Kampus Merdeka. Tim Peneliti telah bekerja di Lapangan pada akhir Juli sampai dengan pertengahan Agustus 2022 ini.

"Kami mencoba mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal ini pada bidang pengabdian kepada masyakat, dan menguatkan kerjama dengan Kabupaten Serang. Kami mencoba membantu membuat model tentang pengelolan rumput laut yang rentan mengalami pencemaran dan antropogenit serta memberikan informasi bagi masyarakat", ujar Santi R. Anggraeni, Ketua Tim Peneliti Unpad.

Alasan Unpad sendiri mengapa memilih lokasi penilitain di Kabupaten Serang, karena "Budidaya Rumput Laut yang masih aktif di Pulau Jawa bagian Barat itu hanya di Kabupaten Serang dan secara Lingkungan maupun Kebijakan sangat mendukung", lanjutnya. Unpad juga berharap mahasiswa dan dosen dapat belajar di lapangan dan dapat mejawab permasalahan pada dimasyarakat.

Pemerintah Kabupaten Serang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan tentu sangat mendukung program yang secara langsung akan berdampak positif bagi masyarakat. Suhardjo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan juga menyampaikan "hasil penelitian ini akan manambah referensi yang menjadi dasar kebijakan Pemerintah Kabupaten Serang dalam pengelolaan perikanan budidaya khususnya budidaya rumput laut E. cottonii". Lebih lanjut Kepala Dinas menegaskan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan akan memfasilitasi Tim Peneliti Unpad seoptimal mungkin sesuai kemampuan dinas, salah satunya dengan menempatkan para anggota tim Peneliti di Asrama UPT Pengelolaan Pangan Olahan milik DKPP Kabupaten Serang di Kecamatan Pontang. (MR)